Propaganda Pemberitaan Jokowi pada Pemilu 2014 di Majalah Tempo dalam Perspektif Ideologies And Power
DOI:
https://doi.org/10.53678/z7k0xj92Keywords:
Media, Propaganda, Jokowi, Ideologi, Majalah TempoAbstract
Majalah Tempo adalah salah satu media yang berada di barisan ‘penyayang’ Jokowi. Majalah Tempo memrogandakan Jokowi pada pemilu 2014 sebagai pria bersahaja dan hobi blusukan. Ini didasarkan oleh jumlah durasi, frekuensi, dan kecenderungan objek pemberitaannya pada Jokowi. Citra Jokowi yang semula positif khususnya saat kampanye Pilpres 2014 berlangsung, seketika berubah setelah Jokowi berstatus sebagai presiden dalam pemberitaan Majalah Tempo. Hal ini terbukti Majalah Tempo mendukung Jokowi ketika Pilpres 2014 karena berdasarkan ideologi yang dianutnya bahwa Prabowo Subianto sebagai penjahat HAM. Pada edisi 5-11 Agustus 2013 Majalah Tempo memberi judul “Mendadak Jokowi” dengan gambar Jokowi yang sedang bernyanyi di sampulnya. Tendensi ini merupakan bentuk kegagalan Majalah Tempo menjadi media yang berimbang. Majalah Tempo memilih isu, memakai angle, dan memuat 11 dari 20 total Laporan Utama dengan teknik propaganda glittering generalities. Teori yang dipakai dari Branston dan Stafford (2003: 117-133) yaitu marxist approaches, post-marxism and critical pluralism, dan discourses and lived culture. Konsep yang relevan adalah mukhtalif, kabilah, dan al-hadarah. Pemberitaan Majalah Tempo memicu polarisasi, terlihat dari konsentrasi dalam arus politik dan ideologinya. Adanya pemberitaan ini sebagai pesan politik yang lebih efektif memunculkan isu pada publik