Meme sebagai Media Dakwah: Analisis Konten Memeislam.id di Kalangan Milenial
DOI:
https://doi.org/10.53678/geh2m168Keywords:
Computer Mediated Communication, Meme, Metode Dakwah, MilenialAbstract
Penelitian ini mengangkat masalah fenomena dakwah menggunakan meme di Instagram, yang berbeda dari dakwah tradisional seperti di masjid, majelis, dan halaqoh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten Memeislam.id sebagai media dakwah di kalangan milenial serta penerapan metode dakwah dalam kontennya. Teori yang digunakan adalah teori komunikasi virtual Joseph Walther yang mengkaji pengembangan hubungan dalam format Computer Mediated Communication (CMC). Teori ini mencakup tiga perspektif: komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode observasional online dan analisis teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Memeislam.id berkomunikasi dengan komunikan melalui tiga tahapan CMC: impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Pada tahapan impersonal, emotikon dan meme digunakan untuk menggantikan bahasa nonverbal. Pada tahapan interpersonal, meme yang relevan dengan masyarakat digunakan untuk membuka diri dan mendapatkan respon berupa like, comment, follow, dan share. Pada tahapan hyperpersonal, variabel sender, receiver, channel, dan feedback digunakan secara efektif. Konten Memeislam.id juga menerapkan tiga metode dakwah dalam QS. An-Nahl 125: hikmah, mauidhah hasanah, dan mujadalah, menjadikan dakwah lebih mudah diterima dan dipahami oleh kalangan milenial. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami strategi dakwah digital dan mengusulkan arah baru bagi penelitian lanjutan tentang penggunaan media sosial sebagai platform dakwah yang efektif.