Dakwah Digital dalam Komik Line Webtoon Laa Tahzan: Don’t Be Sad dalam Perspektif Semiotika
DOI:
https://doi.org/10.53678/7kaqjx35Keywords:
Dakwah Digital, Komik Line, Webtoon Laa Tahzan, SemiotikaAbstract
Komik Line Webtoon bisa digunakan sebagai sarana dakwah digital yang menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pendekatan budaya. Tetapi yang menjadi masalah, meskipun dapat digunakan sebagai sarana dakwah digital, Komik Line Webtoon kenyataannya berkembang melalui kepentingan industri dan kapitalisme media. Proses industrialiasi Komik Line Webtoon ini bisa berkembang dengan baik sebab prosesnya menggunakan yang disebut sebagai glokalisasi. Penelitian ini menganalisis makna dakwah digital dalam Komik Line Web Ton Laa Tahzan: Don’t be Sad episode #88 #89# 90 dan #116. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual dengan teori semiotik. Penelitian ini menemukan dakwah digital dalam The Line Webtoon: Laa Tahzan Jangan Sedih dalam empat episode yaitu menggunakan tanda korek api, kacamata, hijab, pantai, teks terjemahan Al-Qur'an dan hadits. Penanda yang digunakan dalam empat episode tersebut adalah Arno, Hatta, Uda Sheng, Aliya dan Aya. Petanda yang digunakan adalah pembelajaran, kedisiplinan, ilmu, kesabaran, kejujuran, tidak berbohong, kekuatan Allah SWT, ketakwaan, aqidah, kekuasaan Allah SWT, pasrah kepada Allah SWT, kekhilafan kepada Allah SWT, kezaliman terhadap Allah SWT. Jika disimpulkan makna dakwah digital komik ini terbagi menjadi tiga poin penting yaitu aqidah, akhlak dan muamalah. Makna denotasinya adalah pentingnya ilmu, pentingnya puasa, pengertian rakaat shalat tarawih, dan larangan syirik terhadap Allah SWT. Makna konotasinya saat ini umat Islam belum membangun ilmu pengetahuan, puasa yang belum diamalkan dengan baik, konflik karena perbedaan rakaat shalat tarawih, dan kesyirikan kepada Allah SWT.