Mendedahkan Keberagamaan dalam Kebersamaan: Bentuk Pengejawantahan Spiritualitas Lokal Sedulur Sak Lawase di Kalasan
DOI:
https://doi.org/10.53678/dm2g8f11Keywords:
Spiritual Agama, Kebudayaan Jawa, Seduluraan SaklawaseAbstract
Artikel riset yang berjudul, “Mendedahkan Keberagamaan dalam Kebersamaan: Bentuk Pengejawantahan Spiritualitas Lokal Sedulur Sak Lawase di Kalasan”, disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran komprehensif sekaligus mendedah secara analitik berkenaan dengan jalinan relasi dari masyarakat beragama yang berada dalam wilayah yang menyatu dalam satu bingkai kebudayaan Jawa sebagai kebudayaan lokal yang memiliki pengaruh signifikan dalam proses pembentukan kebudayaan nasional Indonesia saat ini. Dengan menggunakan penelitian model grounded research dan menyertakan metode, observasi, interview, FGD dan dokumentasi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip Seduluran sak lawase yang hidup pada masyarakat kampong (lokal) Kalasan terjadi melalui perjalanan sosio-historis dari generasi ke generasi selama berabad-abad, terutama sejak masa pembangunan candi-candi Hindu dan Buddha di masa Mataram Kuno hingga kehadiran agama Islam dan Kekristenan. Hal itu yang kemudian menjadi pondasi nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan (seduluran sak lawase) yang kokoh yang dipraktikkan oleh masyarakat kampong Kalasan hingga saat ini sehingga membentuk nilai spiritualitas yang mengakar kuat. Adapun bentuk dari prinsip seduluran sak lawase adalah menanamkan rasa persaudaraan (kekeluargaan) yang bersifat ikatan batiniah kepada siapapun tanpa membeda-membedakan suku, ras, asal daerah, bahkan agama. Modal kebersamaan tersebut kemudian terus mengalami rekontekstualisasi sesuai kebutuhan zaman, seperti untuk pembangunan fasilitas umum (jalan, selokan, pos ronda, dan sebagainya) serta memberikan penghormatan pada tiga momentum sakral dalam kehidupan orang Jawa, yaitu kelahiran, pernikahan dan kematian yang sebenarnya juga menjadi siklus dasar kehidupan umat manusia sejagad.