Penguatan Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat pada Pesantren Al-Hilal Bandung melalui Pendekatan Social Marketing
DOI:
https://doi.org/10.53678/tytggh43Keywords:
Partisipasi, Kelembagaan, Masyarakat, Pemasaran SosialAbstract
Di tengah persoalan pesantren di era milenial ini yang kerapa menuai citra yang kurang positif di tengah masyarakat, karena manajemen dan aktivitas penggalangan dana bagi pembangunan pesantren yang diambil melalui penyebaran santri atau pengurusnya ke jalan-jalan dan ke rumah-rumah. Namun, Ponpes Al-Hilal di Bandung menunjukkan keberhasilannya dengan penguatan program mandiri dan kewirausahaan para pengurusnya dalam memajukan pesantren. Kajian ini menggunakan pendekatan social marketing melalui produk sosial dan praktik sosial, juga dakwah bil hal sebagai pilar program bagi kemaslahantan umat. Metode yang pakai adalah focus group discussion (FGD) pada para pimpinan, pengurus, dan santri Ponpes al-Hilal dilengkapi para partisipan dan donatur dari berbagai instansi. Hasil kajian melaporkan bahwa penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat tercapai dengan menjalankan social marketing seperti mengelola produk sosial, Ponpes Al-Hilal dengan menerbitkan Al-Qur’an Jabal dan penerbitan media, sedangkan praktik sosial yaitu pembagian waqaf Al-Qur’an, Sumur Waqaf, pembagian beras keliling, qurban, LAZIZWAF, dan lainnya. Untuk media informasi Ponpes Al-Hilal melalui ceramah kiai/ustaz, publikasi media massa dan media online di facebook, Whatsapp group, instagram dan website, penulisan karya, penyebaran brosur, kalender, bulletin; pemasangan spanduk, pelibatan peran serta masyarakat, alumni, dan siaran radio dan TV. Secara dakwah bil hal, Ponpes Al-Hilal memegang prinsip Islam merupakan agama yang memperhatikan hubungan personal seseorang terhadap masyarakat dan orang-orang yang hidup di sekitarnya.