QUNUT DALAM KACAMATA MUHAMMADIYAH: STUDI PEMAHAMAN HADIS DALAM FATWA MAJELIS TARJIH
Keywords:
Qunut, Hadis, MuhammadiyahAbstract
Artikel ini bertujuan untuk meneliti pemahaman hadis yang digunakan sebagai argument fatwa Majelis Tarjih yang tidak membenarkan pengkhususan membaca qunut dalam shalat shubuh. Putusan ini tidak sepaham dengan sebagian mazhab di Indonesia, yakni mazhab Imam Syafi’i yang juga menggunakan hadis sebagai dasar hukum. Artikel ini ditulis menggunakan metode analisis diksriptis terhadap pemahaman hadis yang digunakan oleh Majelis Tarjih. Sebagai hasil, didapati kesimpulan bahwa hadis yang dijadikan landasan hukum oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah benar-benar sahih. Hadis tersebut secara terang tidak melarang membaca qunut dalam shalat shubuh. Namun pelarangan atau tidak membenarkan adanya qunut dalam shalat shubuh merupakan suatu pemahaman Majelis Tarjih Muhammadiyah yang berlandaskan pada bahwasannya jika ada suatu amalan yang diperselisihkan hukumnya, maka tidak dibenarkan untuk mengamalkannya. Sementara itu, didapatkan bahwasannya dalil yang dikemukakan oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah merupakan suatu dalil yang umum tentang utamanya shalat dengan membaca qunut. Dalil ini mestinya memperkuat dalil yang disampaikan oleh Syafi’i sebagaimana dipaparkan dalam hadis sebelumnya bahwasannya membaca qunut dalam shalat shubuh hukumnya adalah sunnah.
References
al-A’dhami, Muhammad Diya’ Rahman. Mu’jam al-Mustalah} al-H{adis} wa Lat}a>if al-Asa>nid. Riyad: Maktabah al-Adwa al-Salaf. 1999.
al-A’dhami, Muhammad Musthafa. Dira>sat fi> al-H{adi>s} al-Nabawi> wa Tari>kh Tadwi>nihi, Vol. 1. Beirut: al-Maktab al-Islami. 1980.
Fachruddin, AR. dkk. Pergumulan Pemikiran dalam Muhammadiyah. Yogyakarta: Sipress. 1990.
Fachruddin, AR. Mengenal dan menjadi Muhammadiyah. Malang: UMM Press. 2009.
Hidayatullah, Syarif. Muhammadiyah dan Pluralitas Agama di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Jatmika, Sidik dan M. Zahrul Anam. Kauman: Muhammadiyah Undercover. Yogyakarta: Gelanggang. 2010.
Karim, M Rusli. Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar. Jakarta: Rajawali. 1986.
Kasman. ”Ijtihad Muhammadiyah dalam Mennetukan Ke-Hujjahan Hadis Bidang Aqidah dan Ibadah”, dalam Jurnal Penelitian Keislaman, Vol 7, Nomor 2, Juni 2011.
Kasman. Hadis dalam Pandangan Muhammadiyah. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2012.
Laila, Nur. “Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut K.H. Ahmad Dahlan”, dalam skripsi jurusan pendidikan agama islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.
Mas’ud, Ibnu dan Zainal Abidin. Fiqih Madzhab Syafi’i (Edisi Lengkap) Buku 1: Ibadah. Bandung: Pustaka Setia. 2007.
al-Mishri, Muhammad bin Mukrim bin Manzur al-Afriky. Lisan al-Arab, Juz II. Beirut: Dar Shadir. tt.
Muchtar, Asmaji. Fatwa-Fatwa Imam Syafi’i: Masalah Ibadah. Jakarta: Amzah. 2015.
Muhammadiyah, Majelis Diktilitbang dan LPI PP. Satu Abad Muhammadiyah: Gagasan Pembaharuan Sosial Keagamaan. Jakarta: Kompas. 2010.
Muhammadiyah, Pinpinan Pusat. Himpunan Putusan Tarjih. Tahun 1967.
Muhammadiyah, PP. Tahfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-44. PPM Yogyakarta.
al-Naisaburi, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi. S{ahi>h} Musli>m, Juz 1. Aplikasi Maktabah Syamilah. Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, tt.
al-Qazwini, Ibnu Majah. Suna>n Ibnu Majjah, Juz 4, Aplikasi Maktabah Syamilah. Beirut: Dar al-Fikr. tt.
al-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. Ja>mi’ al-Tirmizi, Juz 2, Aplikasi Maktabah Syamilah. Beirut: Dar Ihya’ Turats al-Arabi. tt.
an-Nasa’i, Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu’eb bin Ali al-Khurasan. Suna>n al-Nasa>’i, Juz 8. Cairo: Mimniyah. 1312H.
Soebahar, Erfan. Menguak Fakta Keabsahan al-Sunnah. Bogor: Kencana. 2003.
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh Jilid 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997.