TAFSIR SUFISTIK SYAIKH NAWAWI AL-BANTANISufism Interpretion of sheikh Nawawi Al-Bantani

Authors

  • Achmad Zubairin STAI Al-Amin Tangerang Author

Keywords:

Tafsir, Sufistik, Nawawi al-Bantani

Abstract

Dimensi ruang dan waktu dalam penafsiran Al-Qur`an harus senantiasa relevan dengan konteks pembacanya. Upaya reinterpretasi Al-Qur`an dengan beragam konteks disiplin ilmu pun bermunculan, salah satunya menafsirkan dari kacamata ilmu tasawuf.  Keragaman corak penafsiran ini tidak lain dikarenakan Al-Qur`an yang memiliki beragam kemukjizatan yang terkandung di dalamnya, dan juga dikarenakan pembacaan terhadap Al-Qur`an oleh seseorang sangat terkait erat dengan “kacamata” keilmuan yang dimilikinya dan juga latarbelakang individu tersebut. Tasawuf sebagai sesuatu yang teoritis dan praktis menjadi syarat tidak mutlak bagi seorang penafsir, atau bahwasanya seluruh penafsir sejatinya adalah seorang sufi, namun tidak semua sufi itu penafsir. Dalam tafsir corak tasawuf, walaupun penafsiran itu bersifat tekstual namun memiliki dimensi makna yang mendalam (kontekstual), yang mengandung lapisan makna yang paling dalam atau dikenal dengan makna semantic ayat bahkan makna dibalik ayat atau dinamakan makna bathin (esoterik). Dalam ilmu tasawuf sendiri, banyak upaya untuk menjadikan nilai-nilai tasawuf tertuang menjadi satu diskursus tersendiri yang lebih rasional, karena bagaimanapun, manusia selalu mencari dan terus mencari hakikat kebenaran melalui akal inderawinya termasuk mengenal Allah SWT  (ma’rifatullah) berdasarkan logika disamping intuisinya. Tafsir corak tasawuf-falsafi adalah satu upaya merasionalisasikan nilai-nilai tasawuf yang tertuang dalam penafsiran menjadi sebuah pendekatan yang baku melalui pendekatan filsafat. Al-Ghazali adalah seorang yang berjasa memperkenalkan tasawuf-falsafi dalam khazanah intelektul islam, ia juga yang mengawal perkembangan tasawuf-falsafi ini.

References

Adz-Dzahabi, Muhammad Husain, At-Tafsir wal Mufassirun,Cairo: Maktabah Wahbah 2003.

Ajibah, Ibnu, Iiqazhul Himam Fii Syarhil Hikam.

Al-Ghanimiy, Abul Wafa`. Madkhal ilaa Tasawwuf Islami. Cairo: Dar Tsaqafah 1979.

Al-Ghazali, Abu Hamid, Ihya Ulumudin, Beirut:Dar Ibn Hazm, 2005.

Al-Kumayi, Sulayman, Gerakan Pembaharuan Tasawuf di Indonesia, Jurnal TEOLOGIA Volume 23 Nomor 2 Desember 2013.

At-Thuusi, Abu Nashr As-Sarraj, Al-Luma’, Mesir: Darul Kutub Haditsah.1960.

Azra, Azyumardi, Jaringan ulama timur tengah dan kepulauan nusantara abd XVII dan XVIII. Jakarta:Kencana 2013.

Fathurrahman, Oman, Ithaf Dzaki Tafsir Wahdatul Wujud bagi Muslim Nusantara.Jakarta:Mizan 2012.

Fauzi, M.Nur, Paradigma Pemikiran Tasawuf Teo-Antroposentris Abdurrahman Wahid dan Relevansinya dalam Konteks Kekinian, dalam Jurnal KACA, Volume 9, nomor 1 Februari 2019.

H.Johns, Anthony, Islam in Asia, Jerusalem:The Magnes Press 1984.

Harun, Salman, Hakekat Tarjuman al-Mustafid karya Abdurrauf Singkel, Disertasi SPS UIN tahun.1992.

Ibnu Arabi, Muhyiddin, Fushushul Hikam. Berut:Darul Kutub Arabiy.

Khalilurrahman, Sufisme dalam Tafsir Nawawi, Tangerang: Nurul Hikmah Press.

Leaman, Oliver, Islamic Philosophy An Introduction, UK:Polity Press 2009.

M.Federspiel, Howard, Kajian Al-Qur`an di Indonesia terj., Bandung:Mizan 1996.

Masnida, Karakteristik dan Manhaj Tafsir Marah Labid Karya Syekh Nawawi Al-Bantani, dalam Jurnal DARUSSALAM volume VIII no.1 September 2016.

Muhammad, Ahsin Sakho, Membumikan Ulumul Qur`an. Jakarta: Qaf Media Kreativa, 2019.

Nawawi, Muhammad, Tafsir Al-Munir Marah Labid, jilid 3, Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2017.

Rosadisastra, Andi, Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan social, Jakarta:Amzah 2016.

Saifullah, Sejaran Kebudayaan Islam di Asia Tenggara.Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010.

Siraj, Said Aqil, Shilatullah bil kauni fii Tasawwuf Falsafi. Disertasi di Universitas Ummul Qura Mekah tahun 1414 H.

Wijaya, Aksin, Arah baru Studi Ulumul Qur`an,Yogyakarta:Diva Press.2020.

Downloads

Published

2025-01-31